Nu'aiman bin Umar Al-Ashary dikenal sebagai orang yang lucu dan sering berbuat iseng. Dia adalah sahabat yang berhasil membuat Rasulullah tersenyum. Ada saja ulahnya. Suatu hari, dia membuat Rasulullah harus membayar makanan yang mereka makan. Bahkan, Rasulullah pun pernah membayar satu ekor unta karena keisengan Nu'aiman itu. Kok bisa ya? Mari kita simak kisahnya bersama-sama!
Seorang laki-laki tergupuh-gupuh berlari menuju pasar. Kakinya mantap tertuju pada suatu warung makanan.
"Tolong bungkuskan roti, kurma dan susu untukku. Nanti kamu ambil uangnya di masjid. Aku selalu berada di sana!" Seru lelaki itu, Nu'aiman namanya.
Nu'aiman melanjutkan perjalanan dengan langkah senang menanti pijakan kakinya sampai pada tempat Rasulullah berada. Dia begitu gembira membayangkan bisa makan dengan Rasulullah.
"Ini hadiah dari saya, Ya Rasulullah. Saya membawa makanan ini untuk dimakan bersama."
Rasulullah tersenyum menerima hadiah itu dan mereka pun makan bersama.
Sesaat kemudian pemilik warung datang ke masjid. Dia pun menghampiri Nu'aiman.
"Permisi Ya Rasulullah, Saya ingin berbicara dengan Nu'aiman" Tutur lembut sang pemilik warung.
Rasulullah pun memberikan izin agar pemilik warung dan Nu'aiman untuk saling berbincang.
"Wahai Nu'aiman aku datang untuk mengambil uang atas makanan ini."
Nu'aiman masih terdiam. Sedetik kemudian berpaling mata kepada Rasulullah.
Rasulullah tersenyum menerima hadiah itu dan mereka pun makan bersama.
Sesaat kemudian pemilik warung datang ke masjid. Dia pun menghampiri Nu'aiman.
"Permisi Ya Rasulullah, Saya ingin berbicara dengan Nu'aiman" Tutur lembut sang pemilik warung.
Rasulullah pun memberikan izin agar pemilik warung dan Nu'aiman untuk saling berbincang.
"Wahai Nu'aiman aku datang untuk mengambil uang atas makanan ini."
Nu'aiman masih terdiam. Sedetik kemudian berpaling mata kepada Rasulullah.
"Ya Rasulullah, Aku ingin sekali memakan ini. Jadi, Aku membelinya dan membawanya ke sini agar kita bisa makan bersama. Namun, Engkaulah yang harus membayar." Sambil menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal. Rasulullah tertawa mendengar alasan ini dan beliaupun membayar harga makanan tersebut.
Nu'aiman memang berbeda dengan para sahabat lainnya. Dia suka berbuat jahil dan melontarkan candaan. Sifatnya ini kadang membuat orang lain kesal.
"Aku sungguh heran dengan Nu'aiman, dia selalu berbuat sesuka hati seperti itu"
"Hmph.. Kadang kala kita perlu membuat Nu'aiman jera!"
Suatu hari datanglah seseorang dari desa yang sangat jauh. Dia singgah di masjid untuk beribadah sekaligus istirahat. Sebelum masuk ke masjid, seseorang ini menamatkan untanya di sebuah pohon. Ada para sahabat yang melewati area masjid, melihat unta yang tertambat ini tanpa penjaga. Mereka kagum pada unta yang berukuran besar ini.
Salah satu sahabat memanggil Nu'aiman dan berkata.
"Lihatlah unta itu! Jika saja ia bisa disembelih tentu dagingnya akan cukup untuk kita semua makan dengan kenyang sekaligus bisa dibagikan kepada fakir miskin."
Nu'aiman memangku dagu, mencerna dengan baik kalimat yang diutarakan sahabat di depannya ini. "Jika memang benar unta itu tidak ada pemiliknya, tentu tidak apa jika dia menyembelih, toh ini semua demi kepentingan umat banyak."
Setelah para sahabat itu pulang, Nu'aiman mulai beraksi. Dia melepaskan tali yang mengikat si unta di pohon kemudian membawa pergi. Beberapa jam kemudian, Nu'aiman sibuk dengan proses penyembelihan unta. Dia membagi daging unta itu, sebagian untuk dirinya sendiri, lalu tetangganya, para sahabat, serta orang-orang lain yang kekurangan.
Nu'aiman membawa satu kantong besar berisi daging unta. Dia bermaksud membawanya ke masjid dan membagikannya dengan para sahabat lain. Namun, Baru saja masuk ke halaman masjid, ia mendengar suara ribut-ribut. Nu'aiman berjalan lebih dekat menuju sumber suara dan bertanya kepada salah satu sahabat yang ada di sana. "Ada apa?"
"Salah satu tamu Rasulullah kehilangan untanya. Apa itu yang kamu bawa?"
"Ini daging unta, bukankah tadi kalian bilang ingin makan daging unta? Aku sudah membaginya dengan beberapa fakir miskin dan ini sisanya untuk kalian"
"Sungguh celaka. Bagaimana bisa kamu menyembelih hewan tanpa berpikir dulu. Sekarang pemilik unta tersebut sedang kebingungan mencari di mana unta miliknya berada!"
"L-lalu bagaimana ini?" Nu'aiman panik tak tertolong.
"Ini daging unta, bukankah tadi kalian bilang ingin makan daging unta? Aku sudah membaginya dengan beberapa fakir miskin dan ini sisanya untuk kalian"
"Sungguh celaka. Bagaimana bisa kamu menyembelih hewan tanpa berpikir dulu. Sekarang pemilik unta tersebut sedang kebingungan mencari di mana unta miliknya berada!"
"L-lalu bagaimana ini?" Nu'aiman panik tak tertolong.
"Tentu saja kamu harus membayar unta tersebut."
Nu'aiman melemparkan daging unta begitu saja. Dia kemudian berlari menjauh ke tempat yang sepi.
"Aku tidak punya uang untuk membayar unta itu, jadi sebaiknya aku sembunyi." Nu'aiman menemukan solusi.
Akhirnya Nu'aiman melumuri tanah ke seluruh tubuhnya agar tidak mudah ditemukan. Dia pun menutup lubang tanah menggunakan daun kurma. Rasulullah bertanya kepada para sahabat "apakah ada di antara kalian yang mengetahui siapa pelakunya?"
para sahabat pun berkata bahwa Nu'aimanlah pelakunya kemudian mereka menceritakan apa yang sebenarnya terjadi dan menunjukkan di mana Nu'aiman bersembunyi. Rasulullah membuka lubang tempat Nu'aiman bersembunyi dan meminta Nu'aiman untuk keluar. Wajah Nu'aiman yang penuh tanah terlihat menyedihkan sekaligus lucu.
"Mengapa kamu menyembelih unta itu?"
Nu'aiman menjawab sama persis dengan yang diceritakan oleh para sahabat tadi. Rasulullah membantu Nu'aiman keluar dari lubang namun begitu dia sampai di atas, dia langsung berlari sambil berteriak "Terima kasih, Ya Rasulullah." Rasulullah tidak marah malah beliau tersenyum simpul melihat tingkah Nu'aiman yang jahil itu. Beliau lantas membayar harga unta itu 2 kali lipat. Si pemilik unta senang bukan main. Beliaupun berterima kasih kepada Rasulullah.
Suatu hari para sahabat mendapati Nu'aiman sedang mabuk. Merekapun menegur Nu'aiman.
"Kamu sungguh keterlaluan, mengaku beriman dan cinta kepada Rasulullah tetapi akhlakmu sungguh buruk. Tidak hanya suka jahil tapi juga suka mabuk-mabukan."
"Suatu saat engkau akan mendapatkan hukuman dari Allah"
Kejadian itu pun diketahui oleh Rasulullah. Beliau pun bersabda.
"Jangan pernah sekali lagi kalian menghujat dan melaknat Nu'aiman, meskipun dia seperti ini tetapi ia selalu membuatku tersenyum."
Inilah kisah Nu'aiman, sahabat yang sering membuat Rasulullah tersenyum. Kelak Nu'aiman akan masuk surga dengan wajah tersenyum, Begitulah sabda Rasulullah.
sumber: Kabi channel
Assalamualaikum
BalasHapuskerennyoooo🔥
BalasHapus